Langsung ke konten utama

Moment Bersama My First Son

Ramadhan pertama bersama Lauda, anak pertama saya. Bayi mungil yang kini sudah menginjak usia 3 bulan. Dua hari lagi akan tepat 4 bulan. Berat badannya 7,2 Kg di usia 3 bulan. Ukuran yang cukup besar untuk bayi seusianya, sepertinya gemuk Lauda menurun dari ayahnya yang juga gemuk.

Pada usia 2 bulan menjelang 3 bulan, Lauda alhamdulilah sudah bisa tengkurap. Semenjak sudah bisa tengkurap, saya kini bisa menyusui Lauda dengan posisi tidur. Padahal sebelumnya saya kesulitan menyusui Lauda dalam posisi tidur. Waktu itu Lauda tidak berhasil meraih dan menghisap susu, walaupun saya sudah membantu memasukkan puting ke dalam mulutnya. 

Menyusui Lauda bukanlah moment yang mudah bagi saya. Saya sudah ke klinik laktasi 2 kali, satu kali untuk belajar cara menyusui yang baik dan benar, 1 kali untuk pengobatan payudara bengkak, dan satu lagi saya ke UGD untuk masalah yang sama, yaitu payudara bengkak. Saat itu pihak rumah sakit mengarahkan saya ke UGD, sebab klinik laktasi tidak beroperasi saat jam kunjungan saya. Posting cerita menyusui mungkin akan diposting di tulisan edisi lain ya. Insya Allah nanti diposting juga resep yang didapat dari klinik tersebut sebagai sumber referensi. 

Balik lagi ke cerita Lauda. Pada usia Lauda yang kini menjelang usia 4 bulan, Lauda semakin lancar gulang-guling, tengkurap, dan berbalik badan dari posisi tengkurap. Perkembangan motorik Lauda alhamdulilah baik. Waktu tidur malam sudah baik. 

Nak, kamu kok tahu ya, ibun bukan orang yang bisa tahan kantuk, tahan bergadang, ibu payah berkaitan dengan itu. Gumam saya dalam hati. 

Sejak usia 1 bulan, Lauda selalu lelap tidur di waktu malam. Ia hanya bangun untuk minta mimi. Kalaupun menangis malam, itu hanya saat ia sakit. Dalam lubuk hati yang terdalam, saya takut kalau Lauda tidak bisa tidur di malam hari. Bukan karena takut lelah, sebab lelah adalah bagian yang tidak terhindarkan saat menjadi seorang ibu dari malaikat kecil seperti kamu Nak. Saya hanya takut menjatuhkan kamu saat menggendongmu dalam posisi mengantuk. 

Semenjak Lauda bisa tengkurap pada usia 3 bulan, kini saya sangat leluasa untuk memeluknya saat ia menyusui dengan posisi tidur. Bahasa umumnya mah "bisa ngelonin Lauda", padahal saat memeluknya saya juga merasa dikelonin. Ada semacam rasa tenang melihat ia mulai sayup sayup tertidur, hingga matanya tertutup. 





Lucunya lagi, kini saat usianya menjelang 4 bulan, saya merasa ia sangat mengenali saya, dan ingin ditemani saya. Sebab saat mengeloni Lauda, kini ia mulai menggunakan tangannya untuk menyentuh wajah saya, menatap mata saya, dan tersenyum. Sesekali sebelum memasuki tahap deep sleep, dia akan bangun, bola matanya membesar, melihat saya, tersenyum, dan kembali tidur.  "Nak, kamu cuma mau memastikan ibun ada untuk nemenin kamu bobok ya?", gumam saya dalam hati agak kepedean. Sisi lain ada moment tidak mengenakan juga, rasa bersalah yang kini masih tertoreh.

Nak, maafin ibun ya nak, waktu kamu sakit dan semalaman minta digendong, tanpa mau direbahkan di kasur, ibu mengatakan kalimat "apa sih" dengan nada yang tinggi. Ibu  kelelahan, mengantuk, dan agak setengah sadar, bingung maunya Lauda apa, hingga kalimat itu terlontar. Maafin ibun ya nak. Ibun baru tahu setelah ibu dokter bilang kalau kamu mengalami kesulitan bernafas. Banyak lendir yang mengganggu saluran pernafasanmu Nak. Sebab itu kami ingin digendong, sehingga posisi hidungmu lebih tinggi. Ibun baru tahu nak. Semoga ibun tidak melakukan itu lagi. 

Sekarang kalau Lauda nangis, rewel, dan semua cara untuk menengangkanmu tidak berhasil. Ibun memilih untuk meletakkanmu, melihatmu, dan diam untuk mengumpulkan energi positif. Lebih baik mendiamkanmu untuk sejenak, dengan tetap memastikan kamu aman, daripada mencoba tanpa henti mengikuti kemauanmu, akan tetapi dengan iringan rasa kesal dan marah. 

Lauda masih bayi, tangisannya hanya bentuk komunikasi. Lauda ingin menyampaikan pesan tertentu, sama sekali tidak bermaksud bermanja diri sama ibun dan membuat ibun kelelahan "kalimat posistif itu terus saya ingat, agar tidak terulang marah ke Lauda". 

Lauda, mari sama sama belajar ya nak. 







 











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Kelahiran

Rabu, 1 Februari 2016 dini hari tampak lendir di celana dalam. Lendir itu bewarna bening dan lengket. Sepintas sangat mirip dengan ingus. Lendir tersebut mampu membuat celana saya basah, hingga saya harus ganti celana berkali-kali. Beberapa hari sebelumnya ada bercak darah di dalam celana dalam saya.  Saya khawatir lendir tersebut merupakan rembesan air ketuban. Saya mencoba mencari informasi melalui internet mengenai lendir tersebut, Namun, kekhawatiran saya membuat saya kesulitan memilah dan mencerna berbagai informasi yang disajikan oleh internet. Yap, tidak bisa dipungkiri, luapan informasi seringkali membuat kita makin kebingungan.  Lendir tersebut terus keluar hingga pagi hari. Pada pukul 7 pagi saya bergegas pergi kontrol ke rumah sakit. Ibu saya meyakinkan bahwa lendir tersebut bukanlah ketuban. Sebab menurut beliau, air ketuban mengalir dengan deras, seperti air pipis yang tidak tertahankan, sedangkan lendir yang saya alami hanyalah rembesan. Menurut ibu, le...

Data Untuk MC Pernikahan

Niat hati mau delete data-data yang sudah engga kepake, salah satunya pernak pernik dokumen pernikahan.  Khawatir masih ada yang butuh posting aja.... DATA UNTUK MC PERNIKAHAN HARI/TANGGAL                : WAKTU                                 :  PUKUL                                 -               WIB (AKAD NIKAH)                                           ...

Ibu Baru, Ini Daftar Belanja Perlengkapan Bayi

Tulisan ini didedikasikan untuk sahabat saya yang saat ini sudah menginjak usia kehamilan 6 bulan. Waktu saya hamil, saya kebingungan mengenai perlengkapan apa saja yang perlu saya beli, merk apa, beli dimana yang bagus dan murah. Saya engga mau Zi, panggilan temen saya, juga merasakan hal yang sama. Berharap tulisan dapat sedikit memandunya untuk menentukan pilihan perlengkapan bayi yang akan dibeli. Beli perlengkapan merupakan moment yang saya tunggu. Gimana engga nunggu, saya sudah gemes lihat produk-produk bayi. Pengen banget beli buat si mungil nanti. Berikut ini list perlengkapan bayi yang dibeli 1.  Pakaian bayi. Biasanya pakaian bayi untuk newborn ini udah satu pasang, yakni atasan dan bawahan. waktu hamil Lauda, saya engga tahu kalau baju bayi itu dijual per pasang. Jadi dulu mau beli begini (a) baju bayi tanpa lengan : 6 psc (b) baju bayi lengan pendek : 12 psc (c) baju bayi lengan panjang : 6 psc (d) celana pendek bayi : 12 psc (e) celana panjang bayi : 6 psc ...